Sate Ikan Tanjung, Si Pedas Penyemat Sejarah


Sate ikan tanjung dengan citarasa gurih dan pedas sangat nikmat disantap saat panas sebagai pelengkap nasi ataupun lontong. Foto-foto: Johan Sobihan.
Makanan di Indonesia seringkali tak sekedar menjadi penuntas rasa lapar belaka. Ia kerap menyatu dalam agenda-agenda spiritual. Satu diantaranya adalah sate ikan tanjung di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Jika selama ini masyarakat Indonesia lebih mengetahui atau menggemari ayam taliwang di Lombok, maka sebetulnya ada makanan lain yang tak kalah istimewanya. Ia adalah sate ikan tanjung. Oleh penduduk setempat di kawasan Tanjung, sate ikan ini diyakini sebagai makanan asli khas daerah Tanjung. Karenanya, nama “Tanjung” akan terus melekat pada lezatnya sajian ini.
“Zaman dahulu, sate ikan tanjung merupakan sajian khas untuk upacara-upacara keagamaan dan perkawinan. Namun, seiring perkembangan zaman, saat ini usaha berdagang sate ikan tanjung dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber mata pencaharian bagi sebagian besar warga Tanjung,” ujar Pak Iman, salah seorang penjual di Lombok Utara.
Pak Iman sendiri mengaku bahwa usaha sate ikan tanjung telah dijalaninya selama lebih dari dua puluh tahun. Usahanya ini adalah warisan dari sang ayah mertua, dan dirinya merupakan generasi ketiga.
Menurut Pak Iman, omzet berjualan sate ikan tanjung cukup menjanjikan. Sate ikan tanjung ini dibandrol dengan harga antara Rp. 20-25 ribu untuk setiap porsi yang berisikan 20-25 tusuk sate. Setiap harinya, Pak Iman dapat menghabiskan kurang lebih lima belas kilogram ikan segar. Apabila musim liburan dan puasa tiba, jumlah tersebut terus meningkat tajam hingga lima puluh kilogram per hari.
Sekilas, tampilan sate ikan ini memang nampak mirip dengan sate lilit asal Bali. Namun, setelah gigitan pertama, barulah akan segera terasa perbedaan rasanya.
“Rempah-rempah yang dipergunakan sebenarnya adalah rempah-rempah standar. Namun, kemungkinan antara satu pedagang dengan pedagang lainnya memiliki beberapa jenis rempah yang tidak diketahui oleh pedagang lainnya. Hal tersebut yang diyakini membuat rasa sate ikan mereka memiliki keunggulan masing-masing dalam hal rasa,” jelas Pak Iman.
Pepes telur ikan dan pepes kepala ikan sebagai pelengkap sate ikan tanjung.
Keberadaan kuliner yang pedas nan gurih ini sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan setelah perempatan Pamenang menuju pusat kota Lombok Utara. Biasanya, para pedagang mulai beroperasi dari pukul 14 WITA hingga pukul 21 WITA.
Sate ikan tanjung dijual dengan memanfaatkan pelataran kios-kios di Pasar Tanjung yang sudah ditutup. Beberapa pedagang juga ada yang menggelar lesehan di sepanjang Jalan Raya Tanjung. Hal ini membuat para penjual sate tanjung sangat mudah terlihat oleh para pembeli setianya.
Ikan yang dipergunakan untuk membuat panganan ini adalah ikan cakalang. Pada saat-saat tertentu, keberadaan ikan cakalang sangat jarang dijumpai di pasaran. Tak ayal, harga ikan jenis ini pun menjadi mahal. Sebagai alternatif, jenis ikan paso ataupun ikan lamoan, yang citarasanya tak jauh berbeda dari ikan cakalang, pun dapat menjadi pilihan.
Proses pembuatan sate ikan tanjung ini relatif mudah. Pertama-tama, bahan baku daging ikan yang telah dipotong-potong cukup direndam dalam bumbu yang terdiri dari santan, cabai merah, merica, bawang putih, dan rempah-rempah lain. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih semalaman agar bumbu meresap. Daging ikan yang telah direndam tersebut kemudian ditusuk dengan menggunakan tusukan sate. Setelah itu, sate pun dilumuri dengan bumbu rendamannya. Langkah terakhir, sate dipanggang di atas bara dari arang batok kelapa.
Setelah matang, rasa gurih dari ikan dan santan yang berpadu dengan nuansa pedas dari merica dan rempah-rempahnya akan sangat terasa. Selain dapat dijadikan sebagai cemilan, kuliner ini pun sangat nikmat apabila disajikan sebagai teman makan nasi atau lontong.
Kenikmatan sate ikan ini semakin berlipat apabila disantap selagi panas. Karena itu, kebanyakan para pedagang memanggang sate setengah matang dulu, baru kemudian dipanggang kembali ketika ada pembeli yang memesannya.
Setelah menyantap sate ikan tanjung ini, badan akan terasa bugar, hangat, dan berkeringat. Tak heran, banyak wisatawan yang ketagihan setelah mencoba untuk mencicipi kuliner yang satu ini. Sayangnya, selama ini sate ikan tanjung belum betul-betul dikembangkan secara profesional.
“Sebenarnya tujuan kami para pedagang ini adalah ingin melestarikan kuliner yang sudah menjadi ciri khas dari daerah kami,” jelas Pak Iman.
Lokasi berjualan sate ikan tanjung, di Pasar Tanjung, tak jauh dari perempatan Pamenang menuju arah kota Lombok Utara.
Untuk membantu niat mulia para pewaris tradisi tersebut, Pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi  (Disperindagkop) Usaha Kecil Menangah (UKM) Kabupaten Lombok Utara mulai gencar mempromosikan agar kuliner sate ikan tanjung ini menjadi salah satu wisata kuliner andalan di Lombok Utara. Bantuan gerobak dagang pun didatangkan untuk para penjual sate ikan tanjung.
Dengan bantuan gerobak tersebut, alhasil penjualan sate ikan tanjung menjadi tertata lebih rapi. Jika tampilan apik, pengunjung tentunya akan lebih tertarik. Gairah untuk melestarikan sate ikan tanjung yang menyejarah ini pun menjadi kian bertambah. Tak disangka, bukan? Panas dan pedasnya sate ikan tanjung ternyata juga berfungsi sebagai penyengat semangat agar tetap menyemat sejarah dalam wajah daerah.

2 comments:

 
  • Makanan Pedas © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes
    Free Burger Cursors at www.totallyfreecursors.com